
- Ciri Guru yang Disenangi siswa, Guru Wajib Tahu
- Di Masa Depan, Pastikan Anak-Anakmu Mengetahui Hal-Hal Ini
- Format Baru SIDU Sistem Informasi Sekolah Terpadu Yayasan Walisongo Pecangaan
- Harlah ke-35, Haul Masayikh, dan Muwadaah Bersama Yayasan Walisongo Pecangaan
- Ketika Sekolah Hanya Untuk Ijazah
- Latar Belakang lahirnya Nahdlatul Ulama NU
- Link Download Manual SIDU
- Master Plan ICT Yayasan Walisongo Pecangaan
- Online PSB Yayasan Walisongo Pecangaan di seluruh Unit di Laksanakan Serentak
- Pemberdayaan Tenaga Pendidik
Gereja Tampung Pengungsi Muslim Palestina
Berita Terkait
- Hamas Sebut PM Israel Sama seperti Hitler3
- Target-Target Serangan Israel di Gaza1
- Inggris Bela Serangan Roket Hamas1
- Unjuk Rasa Anti-Yahudi Dikecam Eropa0
- Usai Bertempur, Tentara Israel Hilang di Gaza1
- Astagfirullah, Festival Wine Digelar di Halaman Masjid 25
Berita Populer
- Pondok Pesantren Yayasan Walisongo Pecangaan
- Format Baru SIDU Sistem Informasi Sekolah Terpadu Yayasan Walisongo Pecangaan
- Latar Belakang lahirnya Nahdlatul Ulama NU
- Online PSB Yayasan Walisongo Pecangaan di seluruh Unit di Laksanakan Serentak
- Di Masa Depan, Pastikan Anak-Anakmu Mengetahui Hal-Hal Ini
- Ciri Guru yang Disenangi siswa, Guru Wajib Tahu
- Pemberdayaan Tenaga Pendidik
- Link Download Manual SIDU
- Ketika Sekolah Hanya Untuk Ijazah
- Master Plan ICT Yayasan Walisongo Pecangaan

GAZA - Agresi Israel di Gaza meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina. Tidak hanya kehilangan nyawa, warga Palestina yang selamat harus tega melihat rumah mereka porak poranda dihancurkan Israel.
Penduduk Palestina pun saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan sementara. Salah satu tempat penampungan yang ada di Gaza adalah sebuah gereja Orthodoks Yunani, Santo Porphyrius.
Gereja ini menampung hampir 1.000 pengungsi Palestina yang mayoritas bergama Islam. Tidak hanya menyediakan tempat tinggal, Gereja Santo Porphyrius turut memberikan makanan, minuman, selimut, tempat duduk, mainan dan bahkan halaman belakang yang biasa digunakan bocah Palestina bermain sepak bola.
"Kami membuka gereja untuk menolong warga, ini sudah menjadi tugas gereja dan kami akan membantu mereka sekuat tenaga," sebut salah satu pengurus gereja, Archbishop Alexios, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (23/7/2014).
"Awalnya ada 600 warga dan sekarang sudah ribuan, kebanyakan dari mereka adalah peremupuan, anak-anak dan orang tua yang kondisinya lemah," tambah dia.
Gereja Santo Porphyrius memang bukan tempat yang paling aman bagi pengungsi Palestina. Pasalnya, tidak lama setelah para pengungsi berdatangan, roket dari Israel menerjang daerah dekat gereja tersebut.
Namun hal ini dapat menjadi bukti bagaimana agresi Israel tidak meruntuhkan semangat warga Palestina untuk tetap bersatu dan saling membantu tanpa memandang ras, etnis atau agama.
Sekedar informasi, warga Kristen Palestina merupakan penduduk minoritas. Jumlah mereka hanya sekitar 1.400 jiwa.
